Lima
hari sebelum kawanku pindah jauh disana.Selepas makan siang,aku langsung
kembali beranjak ketempat aku bermain dengan sahabatku.”hei,kemana saja
kamu?Dari tadi aku menunggu”Tanya sahabatku yang bernama Alvi.”Tadi aku makan
siang dulu”jawabku sambil menahan perut yang penuh denganmakan siang.”Ah ya
sudah ayo kita lanjutkan mainnya”sahut Alvi.Tidak lama saat aku dan Alvi sedang
asyik bermain congklak,Rafid adiknya Alvi menghampiri kami berdua.”Kak aku
pengen bilang”kata Rafid”bilang apa?”sahut Alvi penasaran”Kata bapak,sebentar
lagikita pindahan” jawab Rafid”hah?pindah kemana?”tanyaku memotong pembicaraan
mereka.”ke Bengkulu”jawab Rafid singkatnya”ya udah kak,ayo disuruh pulanng sama
ibubuat makan siang dulu”ajak Rafid kepada Alvi”iya deh…ehm…Alma,aku pulang
dulu ya?aku mau makan siang”ujar Alvi”eh..iya deh aku juga mau pulang kalau
begitu”Sahutku tak mau kalah.
Sesampainya
di rumah aku langsung masuk kedalam kamar danentah kenapa perkataan Rafid yang
belum pasti tersebut terlintas kembali kepiikiranku”Andai perketaan tersebut
benar,tak terbayang bagaimana perasaanku nanti”ujarku pada cermin yang
menatapku datar”sudahlah dari pada aku memikirkanyang belum pasti lebih baik
aku mendengarkan musik saja”ujarku kembali sambil beranjakmengambil mp3.Tak lama kemudian aku
mendengar pembicaraan,yang aku tahu suaranya sudah tak asing lagi bagiku yaitu
orang tuaku dan orang tua Alvi sahabatku .Aku mencoba mendekati pintu kamar
untuk mendengarkan pembicaraan itu.Tak lama kemudian,tanganku berkeringat
dingin,aku sudah mendapatkan inti pembicaraan,ternyata benar apa yang dikatakan
Rafid pada Alvi tadi siang bahwa mereka akan pindah kurang lebih sebulan lagi.
Lemas sudah tubuhku setelah
mendengar kabar itu,tiba-tiba ibu pintu mengetuk pintu kamarku dan
mengagetkanku yang bingung itu.tok-tok-tok”Alma,kamu mengunci pintu kamarmu
ya?”Tanya ibu sambil mencoba membuka pintu”enggak kok”jawabku dengan
lemasnya”kamu kenapa….ayo buka pintu kamarmu!”teriak ibu”iya…sebentar”sahutku
sambil membika pintu”ngapain kamu mengunci pintu” Tanya ibu “tidak
kenapa-kenapa…tadi aku memang lagi duduk didepan pintu”jawabku sambil menoleh
keruang tamu yang berhadapan dengan kamar tidurku.”Ya sudah,tadi orang tuanya
Alvi kalau mereka ingin pindah bulan depan” “Iya aku sudah tau”sahutku kembali
kekamar tidur.”Oh…kamu tidak sedih kan?”Tanya ibu yang menghampiriku”…”tak
kujawab pertanyaan ibu.”hmm…sudahlah takusah dibahas dulu… sana tidur siang
dulu biar nanti malam bisa mengerjakan PR”Ujar ibu sembari mengelus –elus
rambutku.“iya… “jawabku singkat .
Esoknya
tepatnya di hari minggu,matahari pagi menyambutku.Suara ayam berkokok dan jam
beker menjadi satu.Tetapi aku tetap saja masih ingin di tempat tidur.Sampai ibuku
memaksaku untuk tidak bermalas-malasan.”Alma,ayo bangun…perempuantidak baik
bangun kesiangan”ujar ibu sambil melipat selimutku.”sebentar dulu lah…aku masih
ngantuk”sahutku sambil menarik selimut ditangan ibu. ”itu Alvi ngjak kamu
main…ayo bangun!”ujar ibu kembali sambil menggeleng-gelengkan kepala”oh oke
oke”sahutkt semangat karena aku Ingat bahwa Alvi akan pindah bulan depan.Lalu
aku beranjak dan segera lari keluar kamar tidur untuk mandi dan sarapan.Setelah
itu Alvi tiba-tiba menghampiri rumahku. ”Assalamualaikum,Alma!”Panggil Alvi
dari depan rumah”Waalaikumsalam,iya!”sahut ibu yang bernjak keluar rumah”oh
ibunya Alma,Almanya ada tidak?”Tanya Alvi”Alma nya masih sarapan tunggu dulu
aja,sini masuk!”jawab ibuku”Iya terimakasih”sahut Alvi
Ketika
aku sedang asyik sarapan Alvi mengagetkanku.”Alma,kau ini makan terus”Ujar Alvi
sambil tertawa”yee,ngagetin saja kamu ini.Aku laper tau”sahutku sambil
melanjutkan sarapan.”kok tidak bagi-bagi sih”Tanya Alvi sambil menyengir
kuda”kamu mau nih aku ambilin ya”jawabku sambil mengambil
piring”hahaha…tidak,aku sudah makan,kau saja sana gendut” sahut Alvi sambil
tertawa terbahak-bahak ”ya sudah”jawabku kembali sambil membuang muka.Tak
berapa lama kemudian ,sarapanku habis lalu Alvi mengajakku untuk bermain
game”sudah kan,ayo sekarang main”ajak Alvi semangat”Aduh,sebentar dong perutku
penuh sekali”sahutku lemas karena kebanyakan makan”ah ayolah,makanya jangan
makan banyak-banyak.Kalu gitu kapan mau dietnya”ujar Alvi
menyindirku”yasudah…mau main apa?”ajakku masih malas”Tekken yuk
tengkar-tengkaran”jawab Alvi semangat seperti seorang pahlawan
”hah,okedeh”sahutku sambil menyalakan playstation milikku.
Aku dan
Alvi bermain game kesukaan kami berdua.Kami bermain game dengan asyiknya.Tidak
beberapa lama ibu Alvi dating kerumah untuk mengajak Alvi
pulang”Assalamualaikum,Alvinya ada?”Tanyanya kepadaku sambil tersenyum”ada
ada…Alvi! Ibumu mencarimu”kataku kepada Alvi yang sedang asyik
bermain”iya…sebentar lagi memangnya ada apa?”Tanya Alvi”aku tidak tau,sana kamu
pulang dulu.kasian ibumu”ujarku sambil melanjutkan permainan playstation”hu…iya
iya”
Setelah
beberapa lama,Alvi mengagetkanku saat aku sedang asyik melanjutkan permainan
yang sedang aku mainkan .”Alma!!”panggil Alvi sambil menepuk
pundakku.”Apa??”jawabku kaget.”aku pengen bilang sesuatu nih,hentikan dulu
mainnya”ujar Alvi.”iya!!”jawabku agak kesal.”jadi gini .. dengarkan ya..
ternyata aku akan pindah 3 hari lagi “cerita Alvi.”hah??”kok dipercepat
??”sahutku memotong pembicaraan Alvi.”aku juga tidak tahu,kau sudah memotong pembicaraanku
saja.Sudah ya aku harus pulang dulu.. bye!”ujar
Alvi beranjak keluar rumah.”tunggu!!kau serius??”tanyaku dengan ketidak
percayaan.”serius..,dua rius malahan”jawab Alvi sambil memakai sandal.”oh ok..
bye!!”sahutku kembali.Setelah Alvi pulang ke rumahnya,aku langsung lari masuk
kedalam kamar dan mengunci diri. Aku tidak tahu apa yang harus ku
lakukan,sedangkan sahabatku sendiri ingin pindahan.Terlintas di benakku untuk
memberikan Alvi sahabatku sebuah kado yang mungkin isinya bisa membuat Alvi mengingat
persahabatan antara kita selamanya walaupun sampai akhir hayat nanti kita tidak
akan bertemu lagi.Ku ambil buku diary dan kutuliskan cerita-cerita
persahabatanku dengan Alvi.Tak lama kemudian,terpikirkan suatu hadiah yang akan
kuberikan dihari dia pindahan nanti,lalu aku ambil uang simpanan yang ku simpan
di dompetku dan ku pikir-pikir uangnya cukup untuk membelikan hadiah untuk
Alvi.
Besoknya
sehabis pulang sekolah,aku langsung berlari ke toko sepatu dekat rumahku.Aku
lihat-lihat sepatu yang cukup menarik perhatianku,tiba-tiba ada seorang bapak
menghampiriku.”hai nak,kamu mencari sepatu apa?”Tanya seorang bapak yang
menurutku adalah pemilik toko sepatu tersebut.“I..iya pak, maaf ada sepatu
futsal tidak? Tanyaku sambil celingak celinguk kesegala rak sepatu. Oh..tentu ada,untuk apa?perempuan kok cari
sepatu futsal?”Tanya pemilik toko sepatu itu sambil tertawa melihatku yang
masih polos.“Bukan untukku pak,tapi untuk sahabatku. Jawabku dengan
polosnya.“teman yang baik ya,memangnya temanmu mau ulang tahun?”Tanya pemilik
toko itu. Entah kapan pemIlik toko itu berhenti bertanya padaku.“iya”jawabku
berbohong karena tak mau ditanya-tanya lagi.“ok,tunggu sebentar ya,bapak akan
ambilkan sepatu yang bagus untuk sahabatmu”ujar pemilik toko sepatu itu sambil
berjalan menuju ke sebuah rak sepatu.”sip pak”
Tak
lama,si pemilik si pemilik toko itu kembali sambil membawa sepasang sepatu
futsal.”ini nak”kata pemilik toko itu”wah,bagus sekali berapa harganya?”tanyaku
sambil melihat-lihat sepatu yang dibawa oleh pemilik toko itu”Bapak kasih murah
untukmu ini harga aslinya Rp 60.000 jadi kamu bayar Rp 40.000 saja nak”jawab
pemilik toko itu sambil tersenyum”terima kasih banyak pak,ini uangnya”
sahutku””iya nak sama-sama”ujar pemilik toko itu.Setelah itu aku kembali
kerumah dan mulai membungkus kado untuk Alvi.Mungkin ini adiahnya tidak
seberapa,kutuliskan juga surat untuk Alvi.
Malamnya
aku masih memikirkn betapa sedihnya perasaanku nanti jika sahabatku
pindah,pasti aku tidak bisa bermain bersama lagi,seketika air mataku menetesdantiba-tiba
ibu mengetuk pintu kamarku.”Alma,ayo kerjakan PR mu nanti kemalaman”ujar ibu
didepan pintu kamar tidurku”i…iya” sahutku sambil mengelap tetesan air mata
yang membasahi buku yang sedang aku baca.saat itu pikiiranku masih campur aduk
entah harus senang,sedih,atau apa.Aku tidak bisa konsen mengerjakan PR malam
itu.
Besoknya
disekolah,aku sering bengong sendiri,sampai-sampai guruku bertanya kenapa aku
seperti itu.Kujawab saja dengan jawaban yang sangat singkatkarena aku sedang
memikirkan bahwa besoklah aku akan berpisah dengan sahabatku sendiri.Sepulang
sekolah aku langsung berlari menuju kamar,dan mengurung diri hingga malam.Tak
lama kemudian ibu memanggilku untuk keluar kamar sebentar.”Alma ayo keluar ada
Alvi nih”ajak ibu sambil membuka pintu kamarku”iya…”jawabku sambil beranjak
keluar kamar”nah kamu sudah disini,jadi begini,besok kan Alvi mau pindah ayo
berpamitan dulu”ujar ibuku”Alma!”ibu Alvi memelukku”maafin tante sama Alvi
beserta keluargaya jika punya salah ini tante punya sesuatu buat kamu”kata
ibunya Alvi sam bil memberiku coklat.”i…i…iya”sahutku tak bisa menahan perasaan
dan sejenak kuingat bahwa akujuga punya hadiah untuk alvi.“alvi,ini hadiah buat
kamu.terima ya”ujarku mulai menangis.”Iya Alma jangan menangis dong”jawab
Alvi”aku…”sahutku semakin sedih”sudah kamu tidak usah sedih nanti suatu saat
kalian bisa bertemu lagi kok,ibu yakin”kata ibu sambil menghapus air mataku”Ya
sudah Alma jangan menangis ya,nit ante kasih nomer telepon tante biar nanti
kalau Alma kangen sama Alvi bisa sms atau teleponya”ujar ibu Alvi sambil
menghapus air matanya yang hendak menetes”iya…”jawab ku masih menangis.Malam
itupun tiba,Alvi dan keluarganyapun berpamit danharus segera pulang.Akupun
kembali ketempat tidur dan mulai menangis. Kugigit bantal yang ada di dekatku
karena tak tahan melihat kejadian tadi.
Esoknya
tepat di pagi hari,suara mobil kijang mengagetkankudan aku bergegas
keluar.Kulihat Alvi dan keluarganya sudah bersiap-siap untuk berangkat,tubuhku
mulai lemas dan ibupun megagetkanku untuk segera bersiap-siap pergi
kesekolah.Sebenarnya aku ingin tidak sekolah dulu hari itu tapi bagaimanapun
juga pendidikan yang paling utama.Aku bergegas kesekolah tetapi sebelum itu aku
berpamitan kepada Alvi lagi.”Alvi!”panggilku dari jauh”Alma!”jawabnya sambil mendekatiku”jaga
dirimu baik-baik disana ya kawan,semoga kamu punya teman baru disana dan jangan
lupakan aku”ujarku mulai meneteskan air mata”iya… kamu tenang saja,kalau kamu
sedih kepergianku ini tidak akan nyaman”sahutnya sambil memberiku
tissue”iya…terimakasih”jawabku kembali sambil menghapus air mata dengan tissue
yang diberikan oleh Alvi”oh iya Alma,thanks ya buat kadonyaitu bagus banget…aku
juga uadah baca suratnya…terimakasih banyak ya…aka kujaga terus kadomu ujar
Alvi menatapku”iya…sama-sama karena mungkin itu kado terakhirku untukmu
kawan”sahutku sambil tersenyum tak menunjukkan kesedihan lagi”kau memang
sahabat terbaikku selamanya”kata-kata terakhir Alvi yang ia ucapkan
kepadaku.Disitulah aku berpisah dan disitulah aku harus menempuh hidup
baru,juga makna dari sebuah persahabatan tanpa menilai kekurangan seorang
sahabat.
0 komentar:
Posting Komentar