Sabtu, 09 Mei 2015

cintaku untukmu

Aduhai Nabila kini kau telah menjadi milik orang lain, yang kumiliki dari dirimu hanyalah sebatas khayalan.
Sungguh derita berkepanjangan dari kisah yang kita jalani ini, terlalu indah jika kukenang dengan segala apa yang telah kita jalani bersama.
Di dalam hati ini masih ada setitik harapan untuk bisa bersamamu, merajut kasih yang tak ternilai, memadu rindu yang kian membuncah, melepas dahaga kekeringan cinta yang telah lama kupendam.
Mengapa cerita cinta yang kualami ini sangatlah pahit, terasa resah di setiap waktu ketika memori ini mengenangmu.
Semua ini masih tentangmu dan juga jalan takdirmu yang telah tercatat di lauful mahfudz bukan untukku, apalah daya dengan semua yang telah berlalu nyata di lembaran hidupmu.
Kini… diriku… hanyalah bisa memasrahkan diri pada sang Khalik, agar kuat dalam merintangi cobaan yang menusuk, menghancurkan segala segala khayalan yang telah lama kubangun bersamamu.
Khayalan terbentuknya Keluarga yang idaman, mempunyai sebuah rumah kecil, yang dilengkapi segala perabotan rumah tangga lengkap, bisa hidup bahagia bersamamu, susah senang kita lalui bersama di bawah satu naungan atap yang sama dan ini serta itu.
Khayalan yang telah kususun rapi di dalam lubuk hati kecil sedang bahagia, karena ditumbuhi benih-benih cinta dan badai asmara. Badai yang bisa membuat hidup ini serasa di surga, walau nyatanya sangatlah pahit dirasa, karena kenyataan takdir baik berlari menjauhiku di ufuk timur negeri ini.
Sungguh khayalan indah itu kini menjadi duri setelah percakapan singkat yang telah terjadi beberapa hari yang lalu, yang kusebut dengan hari yang paling tersial di dunia.
Jika di Negara ini mengijinkanku mengatur jadwal kalender, maka aku tak segan memberi hari itu sebagai hari tersial dan terkutuk di dunia, dimana semua petaka hidupku berawal dari situ. Petaka yang telah membunuh semua pola pikir postifku tentang dirimu dan apa-apa yang ada sangkut pautnya dengan dirimu.
Telah mencoba berusaha sekuat tenaga diri ini melupakanmu, tapi apalah daya tentang dirimu yang telah tertanam jauh di bawah alam sadarku.
Dimana semua memori tentang kita terekam kuat disana, yang sejujurnya aku pun bingung dengan keadaan hati ini, yang terlalu lama berlarut dengan kesedihan. Padahal orang yang rindui dan selalu kuingat mungkin telah bahagia disana, bersama pilihan terkasih dari kedua orangtuanya.
Ah, entahlah mengapa selalu kau yang selalu kurindui, mengisi hari-hari dengan hadirnya wajahmu di setiap langkahku. harapan ini kian membuncah ketika kutahu kau tak bahagia dengan suami pilihan orangtuamu.
Tapi aku bukanlah lelaki, yang hanya memikirkan peraasaanku semata, yang mau menjadi biang keladi dari setiap masalah rumah tanggamu, dengan hadir memberi dukungan agar kau pergi dari rumahmu. Isu menyebar pertenkaranmu kian sengit setelah kejadian kemarin, yang mempertemukanku dengan dirimu.
Kuingat sekali sekilas percakapan singkat yang terakhir kalinya, sebelum kita berpisah di dekat rumah mu. Mungkinkah itu semua yang menjadi biang keladi pertikaian dengan suamimu? Jika iya maafkanlah diriku dan karena aku tak menyangka bisa seperti ini berakhirnya.
Dan ini jelas aku tak tahu kalau kau juga telah bersuami, sehingga dengan seenaknya kulepaskan semua rinduku padamu. Tanpa ada beban dan rasa bersalah yang menghinggapiku, jika kau telah menjadi milik orang lain. Baru kusadar ketika dua bolamata menatapku dengan tajam di seberang, bolamata yang siap menelanku seutuhnya. Bolamata itu pula yang kutahu di kemudian hari dia adalah imammu kini dan mungkin selamanya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © S-GITS11SILVER Design by O Pregador | Blogger Theme by Blogger Template de luxo | Powered by Blogger